Abnormalitas sperma : Persentase sperma
yang memiliki kelainan bentuk fisik dalam satu contoh semen.
Abnormalitas primer : Abnormalitas sperma
yang terjadi selama proses pembentukannya (spermatogenesis) di dalam organ
reproduksi jantan (testes)
Abnormalitas sekunder
:
Abnormalitas sperma yang terjadi setelah proses spermatogenesis terjadi serta
akibat perlakuan pada saat pemeriksaan atau pengolahan semen
Albumin : Putih telur
Ampulla vas deferens : Bagian ujung
saluran yang menghubungkan testes dengan urethra, tempat penyimpanan semen di
dalam saluran kelamin ternak jantan sebelum diejakulasikan
Canister : Silinder logam
tipis tempat menyimpan semen beku dalam Container Nitrogen cair.
Cervix uteri : Bagian saluran
reproduksi ternak betina mamalia antara vagina dan badan uterus.
Chilled semen : Semen cair. Satu
bentuk hasil pengolahan semen dalam bentuk cair yang disimpan pada suhu 5o C.
Cold shock : Peristiwa yang
dialami sperma karena suhu rendah.
Container : Tanki logam tempat
berdinding ganda yang dirancang untuk diisi gas nitrogen cair yang bersuhu –196o C yang berguna untuk
menyimpan awetan semen dalam bentuk beku.
Corong karet : Karet atau bahan
campuran karet dan plastik yang berbentuk seperti corong yang berfungsi sebagai
penyambung antara silinder utama vagina tiruan dengan tabung penampung semen.
Densum : Kriteria kepadatan
sperma yang memiliki jarak antar kepala kurang dari satu kali panjang kepala
sperma.
Deposisi semen : Pencurahan semen
atau penyampaian semen di dalam saluran reproduksi ternak betina.
Elektrojakulator : Alat bantu elektris
untuk merangsang ternak jantan mamalia supaya ereksi dan ejakulasi.
Equilibrasi : Proses penyesuaian
sperma dengan kondisi lingkungan yang merupakan tahap persiapan sperma untuk
menjalani penurunan suhu agar kerusakan/kematian sperma akibat penurunan suhu
dapat diminimalisasi.
Ereksi : Kondisi ternak
jantan yang terangsang secara seksual yang ditandai dengan penegangan penis.
False mount : Satu tindakan
meningkatkan libido hewan jantan dengan jalan menurunkan pejantan yang sudah
menaiki tubuh hewan betina pada saat penampungan semen mengguna-kan metode
vagina tiruan.
Fertilisasi : Pembuahan,
pertemuan dan bersatunya sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina
(sel telur).
Filling and sealing : Salah satu tahapan
proses pembuatan semen beku, yaitu pengisian semen cair ke dalam kemasan serta
penutupan kemasan.
Frozen semen : Semen yang
diawetkan dalam bentuk beku.
Gliserolisasi : Proses penambahan
gliserol ke dalam larutan semen cair pada pembuatan semen beku.
Glycerol : Bahan yang
berfungsi membantu mengurangi kerusakan sperma akibat penurunan suhu yang
sangat tajam pada proses pembuatan semen beku.
Hypertonic stress : Stress yang dialami
sperma akibat tingginya tekanan osmotik larutan pada saat penurunan suhu dari 5o C ke –196o C.
Inner liner : Silinder karet
tipis yang digunakan sebagai pelapis bagian dalam vagina tiruan yang akan
bersentuhan langsung dengan penis ternak jantan.
Insemination gun : Aplikator untuk
menyampaikan/mencurahkan semen pada saat dilakukan inseminasi.
Isotonis : Tekanan osmotik
larutan yang sama dengan tekanan osmotik plasma darah.
Kamar hitung Neubauer
:
Alat dari kaca yang memiliki kotak-kotak kecil berpresisi tinggi untuk
menghitung sel darah atau mikroorganisme, termasuk sperma.
Kloaka : Bagian ujung
belakang saluran pencernaan ternak unggas, sebelum anus.
Krioprotektan : Bahan atau senyawa
kimia yang memiliki kemampuan melindungi sel hidup seperti sperma dari
kerusakan akibat penyimpanan pada suhu yang sangat rendah.
KY Jelly : Jelly yang
berfungsi sebagai pelicin/pelumas sewaktu pemasukan thermometer atau benda lain
ke dalam anus bayi.
Larutan Eosin 2 % : Larutan yang
mengandung Eosin sebanyak 2 % yang akan berdifusi ke dalam sel yang dindingnya
sudah rusak.
Larutan NaCl
Fisiologis :
Larutan yang mengandung garam NaCl sebanyak 0,9 % dan bersifat isotonis.
Lensa objektif : Lensa pada
mikroskop yang berhubungan dengan objek dalam preparat.
Lensa okuler: Lensa pada
mikroskop yang berhubungan dengan mata pemeriksa.
Libido : Nafsu seksual hewan
jantan.
Macrocephalic : Sperma yang
memiliki ukuran kepala lebih besar dari ukuran normal.
Makroskopik : Pengamatan secara
kasar, tidak presisi.
Membran vitellin : Lapisan yang
membungkus kuning telur
Microcephalic : Sperma yang
memiliki ukuran kepala lebih kecil dari ukuran normal.
Motil progresif : Sebutan untuk
sperma yang hidup dan bergerak ke arah depan secara aktif.
Motilitas sperma : Persentase sperma
hidup dalam satu contoh semen.
Necro-spermia : Kriteria
konsentrasi sperma yang diamati berdasarkan jarak antar kepalanya. Pada
kriteria ini di dalam preparat tidak terlihat adanya sperma.
Oligo-spermia : Kriteria
konsentrasi sperma yang diamati berdasarkan jarak antar kepalanya. Pada
kriteria ini di dalam preparat terlihat jarak antara satu kepala sperma dengan
kepala sperma lainnya lebih dari panjang satu sel sperma keseluruhan.
Panthom : Patung hewan yang
dibuat sebagai pengganti hewan pemancing pada proses penampungan semen
meng-gunakan metode vagina tiruan.
Pengenceran semen : Proses penambahan
larutan pengencer ke dalam semen dengan maksud memperbesar volume semen dan
memperpanjang daya hidup sperma dalam semen.
Pewarnaan diferensial
:
Satu metode pemeriksaan semen yang bertujuan untuk melihat dan membedakan
sperma yang hidup dengan yang mati berdasarkan penyerapannya terhadap zat
warna.
Pipet haemacytometer : Pipet untuk
mengencerkan atau menurunkan konsentrasi sel darah merah atau jasad renik,
termasuk sperma.
Plastic sealer : Alat untuk merekatkan dua lembar plastik
dengan plat logam panas.
Plastic sheet : Silinder plastik
untuk membungkus insemination gun pada saat pelaksanaan inseminasi pada
ternak mamalia dengan semen beku kemasan straw.
Probe : Batang detektor
(pada pH meter) atau batang penyampai arus listrik (pada Elektroejaakulator).
Pubertas : Tahapan
perkembangan kondisi seksual hewan pada saat hewan mencapai dewasa kelamin
(pada manusia = akil balig).
Rarum : Kriteria kepadatan
sperma yang memiliki jarak antar kepala satu setengah panjang kepala sperma
sampai satu sel sperma keseluruhan.
Recto-vaginal : Salah satu metode
pelaksanaan deposisi semen pada ternak mamalia besar dengan jalan memegang
cervix uteri dengan sebelah tangan melalui rectum dan tangan satu lagi
memasukkan aplikator melalui
vagina.
Rectum : Bagian ujung
belakang saluran pencernaan ternak ruminansia (mamalia), sebelum anus.
Semen : Air mani. Cairan
yang dikeluarkan oleh alat kelamin jantan pada saat perkawinan alam atau
ditampung secara buatan.
Semi densum : Kriteria kepadatan
sperma yang memiliki jarak antar kepala sama dengan satu kali panjang kepala
sperma.
Service crate : Kandang kawin.
Speculum : Duck bill atau
cocor bebek. Alat dari logam yang digunakan untuk menguakan vagina.
Straw : Jerami. Tabung
plastik kecil untuk mengemas semen beku.
Vagina tiruan : Alat untuk
melakukan penampungan semen hewan mamalia yang terdiri dari selongsong luar
yang keras yang dinding dalamnya dilapisi selongsong karet tipis (inner
liner) tempat memasukan air hangat dan udara, corong karet, dan tabung
penampung semen.
Vaginoscope : Tabung logam yang
ujung depannya dilengkapi lampu, disisipkan ke dalam lubang vagina untuk
melihaat kedaan bagian dalam vagina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar