PROPOSAL
PENELITIAN
ARANG
TEMPURUNG KELAPA
SEBAGAI
ALTERNATIF PENYEMBUHAN LUKA
PADA
TELINGA LUAR SAPI
FARDI
TARANG
(B04090205)
FAKULTAS
KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arang adalah
sisa pembakaran yang belum menjadi abu, berwarna hitam, biasanya tak berbau dan
tak berasa. Dan telah lama dikenal serta banyak manfaatnya bagi kehidupan
manusia. Dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan sebagai bahan bakar,
penyala tungku dan lain sebagainya. Bahkan di Singapura negara kota yang miskin
hutan itu, arang sangat tinggi nilainya,komoditi yang menarik dalam dunia
perdagangan.
Penggunaan
obat tradisional sejak dahulu kala mengambil peranan penting di dalam sistem
perawatan rumatangga, jauh sebelum ada dokter dan obat modern. Dari kulit
sampai sela-sela vital bagian tubuh tersedia resep yang memungkinkan seseorang
mengatasi berbagai kesulitan, terutama di bidang kesehatan, kecantikan dan
lain-lain.
Dalam obat tradisional; berbagai jenis “bubuk arang” telah
mengambil peranan penting masa itu, jauh sebelum dimodefikasi dalam bentuk obat
modern yang kita kenal sekarang ini. Waktu itu, nenek moyang kita telah
menggunakannya dalam berbagai perawatan dan pengobatan, bahkan sampai digunakan
untuk kecantikan serta kebahagiaan rumahtangganya.
Fungsi bubuk
arang bagi remaja puteri kala itu, terutama untuk membersihkan dan menghaluskan
kulit yang kering serta kurang menarik. Untuk maksud ini, menjadi mandi lulur
dua kali seminggu dengan menggunakan “bubuk arang” yang berasal dari beras
ketan dan buah asam. Ternyata zat kandungan buah asam (Tamarindus indica)
memang berkhasiat mengobati penyakit kulit, dan penggunaannya terus berlangsung
sampai kini dalam berbagai variasi bentuk obat tradisional.
Formulasi-formulasi
di atas adalah salah satu bentuk dan cara penggunaan obat tradisional yang
sudah sejak lama digunakan masyarakat. Penggunaan obat tradisional untuk
pengobatan hingga saat ini, terutama didasarkan pada pengalaman penggunaan yang
diperoleh secara turun temurun, atau pengalaman perorangan yang tidak tercatat
dengan baik, dan tidak didasarkan pasa hasil-hasil percobaan, terutama hasil
percobaan klinik.
Dalam obat modern; penggunaan “bubuk arang” (Carbo
adsorbens) terus berlangsung sampai sekarang, walaupun tidak begitu populer
lagi. Disamping itu industri farmasi di Indonesia, belakangan ini telah
mengalami kemajuan yang pesat serta menggembirakan. Berbagai obat dengan
komposisi yang akurat bahkan terkadang diiringi iklan selangit, mampu
menjangkau lapisan masyarakat disegenap pelosok tanah air. Jumlah obat
yang beredar dinegeri kita kini tercatat ribuan macam, dari jumlah itu, yang
menggunakan bubuk arang aktif dapat dihitung dengan jari.
Pada zaman
penjajahan Belanda di negeri kita, bubuk arang dalam bidang kefarmasian
dibedakan tiga jenis yang dipakai sebagai bahan baku obat, yaitu Arang- hewan
(Carbo animalis), Arang-kayu (Carbo ligni) dan Arang-aktif (Carbo adsorbens).
Waktu itu, arang aktif dipakai dalam pengobatan sehari-hari dengan formula
Norit-Poeders, yang mengandung zat aktif tunggal Carbo adsorbens. Khasiatnya
sebagai antidotum (racun) dan obat sakit perut.
Di Indonesia
yang dipergunakan sebagai obat adalah Arang-aktif yang disuguhkan dalam bentuk
“tablet” dengan komposisi tunggal Karbon-aktif 250 mg/tablet dan dalam bentuk
kombinasi lain. Bubuk karbon aktif ini merupakan bahan baku resmi sebagai
sediaan obat, seperti yang pernah tercantum dalam buku Farmakope Indonesia
dengan nama resmi Carbo-adsorbens (Latin). Nama populer- nya ialah Norit,
Arang-pengadsorbsi, Arang-jerap dan terkadang disebut Carbo medicinalis. Arang
aktif sebagian besar berasal dari pembakaran tempurung kelapa yang di kenal
dengan arang tempurung kelapa.
Arang tempurung
kelapa dapat juga digunakan sebagai antibiotik untuk luka luar, seperti
lecet-lecet atau koreng. Akan tetapi masyarakat umum belum banyak yang
mengetahui tentang hal tersebut. Masyarakat masih banyak yang menggunakan
balsam untuk mengobati luka koreng atau lecet. Padahal fungsi balsam tersebut
hanya untuk obat seperti kesleo,dan badan pegal-pegal. Selain itu masyarakat
juga tidak menyadari efek samping apabila balsam itu digunakan sebagai obat
luka, bahwa balsam tersebut dapat menyebabkan luka tersebut semakin melebar
atau membesar.
Berdasarkan
penjelasan diatas maka peneliti dari FKH-IPB mempunyai keinginan untuk meneliti
kandungan serta khasiat dari arang tempurung kelapa dalam pengobatan luka pada
telinga luar (out ear) sapi.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam melakukan penelitaian,
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
·
Apakah arang tempurung kelapa mampu menyembuhkan
luka telinga luar pada sapi ?
·
Berapa lama waktu penyembuhan luka pada telinga
sapi ?
·
Benda asing apa yang terkandung dalam luka pada
telinga sapi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif arang tempurung kelapa
dalam peyembuhkan luka pada telinga sapi, serta waktu optimum penyembuhan luka.
1.4 Manfaat
Manfaat dalam
penelitian untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa selain arang
tempurung dapat mengobati luka pada manusia, arang tempurung juga mampu
menyembuhkan luka pada hewan (sapi) khusus nya di bagian telinga luar (out ear).
1.5 Hipotesis
Ada pengaruh
penyembuhan luka pada telinga luar
sapi dengan menggunakan arang tempurung kelapa. Dikatakan demikian karena arang
tempurung kelapa mengandung zat antibiotik yang dapat mempercepat penyembuhan
luka.
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Karakeristik dan Klasifikasi Buah Kelapa
Kelapa
Tanaman
kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam
famili Palmae dan banyak tumbuh di daerah tropis, seperti di Indonesia. Tanaman
kelapa membutuhkan lingkungan hidup yang sesuai untuk pertumbuhan dan
produksinya. Faktor lingkungan itu adalah sinar matahari, temperatur, curah
hujan, kelembaban, dan tanah.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom :Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
(suku pinang-pinangan)
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
Salah satu bagian yang
terpenting dari tanaman kelapa adalah buah kelapa. Buah kelapa terdiri dari
beberapa komponen yaitu kulit luar , sabut , tempurung kelapa, daging buah, dan
air kelapa.
Tabel 1 Komposisi buah kelapa
Bagian Buah
|
Jumlah berat (%)
|
Serabut
|
35
|
Tempurung
|
12
|
Daging
|
28
|
Air
|
25
|
Sumber:
Ketaren, 1986
Tempurung Kelapa
Tempurung
kelapa merupakan bagian buah kelapa yang fungsinya secara biologis adalah
pelindung inti buah dan terletak di bagian sebelah dalam sabut dengan ketebalan
berkisar antara 3–6 mm. Tempurung kelapa dikategorikan sebagai kayu keras
tetapi mempunyai kadar lignin yang lebih tinggi dan kadar selulosa lebih rendah
dengan kadar air sekitar enam sampai sembilan persen (dihitung berdasarkan
berat kering) dan terutama tersusun dari lignin, selulosa dan hemiselulosa. (www.google.com//tempurungkelapa).
Tabel 2 Komposisi kimia tempurung kelapa
Komponen
|
Presentase
|
Selulosa
|
26.60%
|
Hemiselulosa
|
27.70%
|
Lignin
|
29.40%
|
Abu
|
0.60%
|
Komponen Ekstraktif
|
4.20%
|
Uronatanhidrat
|
3.50%
|
Nitrogen
|
0.10%
|
Air
|
8.00%
|
Antibiotik
Antibiotik
adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya
dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan
dengan pengobatan penyakit infeksi. (www.google.com//wikipedia//Antibiotik).
Macam-Macam Antibiotik
• Antibiotik
yang menghambat sintesis dinding sel bakteri. Yang termasuk ke dalam golongan
ini adalah Beta-laktam, Penicillin, Polypeptida, Cephalosporin, Ampicillin,
Oxasilin
• Antibiotik
yang menghambat pertumbuhan bakteri . Yang termasuk ke dalam golongan ini
adalah Quinolone, Rifampicin, Actinomycin D, Nalidixic acid, Lincosamides,
Metronidazole
·
Antibiotik yang menghambat sintesis protein.
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Macrolide, Aminoglycoside,
Tetracycline, Chloramphenicol, Kanamycin, Oxytetracycline. (www.google.com//wikipedia//Antibiotik).
Penggunaan Antibiotik
Antibiotika bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin
terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang 'kebal'
terhadap antibiotika. Itulah sebabnya, pemberian antibiotika dalam dosis yang
cukup (dioleskan pada luka saja) sehingga bakteri segera mati. Penggunaan
antibiotika yang tidak merata hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang
'kebal'.
2.2 Karakteristik dan Klasifikasi Sapi
Sapi
ternak adalah hewan
ternak anggota
familia Bovidae dan subfamilia Bovinae. Sapi
dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya
sebagai bahan pangan. Hasil sampingan, seperti kulit, jeroan, dan tanduknya
juga kemudian dimanfaatkan. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai untuk
membantu bercocok tanam, seperti menarik gerobak atau bajak.
Sapi ternak
saat ini merupakan keturunan dari jenis liar yang dikenal sebagai Auerochse
atau Urochse (bahasa Jerman berarti "sapi kuno", nama
ilmiah: Bos primigenius), yang sudah punah di Eropa sejak 1627. Sapi
ternak meski banyak jenisnya tetapi umumnya digolongkan menjadi satu spesies
saja.
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Upafamili : Bovinae
Genus : Bos
Spesies : B. Taurus
Nama
Binomial Bos
Taurus
BAB
III. METODOLOGI PENELITIAN
Arang hasil
pembakaran tempurung kelapa ditumbuk kemudian di ayak (di saring) agar
mendapatkan serbuk arang yang lebih halus.
3.1. Alat dan Bahan
Dalam penelitian
ini alat yang digunakan berupa kapas, mangkuk, alat pengoles dan gunting.
Sedangkan bahan yang digunakan berupa serbuk arang tempurung dan minyak kelapa
murni, 2 ekor sapi yang mempunyai luka pada telinga,betadine/obat merah, serta
alkohol 70%.
3.2. Metode Penelitian
Sebenarnya
dengan menggunakan seekor sapi, penelitian ini sudah dapat dilakukan.
Namun karena pada rumusan masalah peneliti ingin mengetahui seberapa
lama luka itu sembuh dengan arang tempurung maka dipergunakan 2 ekor sapi.
Perlakuan: setiap sapi di beri
tanda agar mempermudah penelitian yaitu sapi A dan Sapi B. Sapi A akan
menggunakan arang tempurung sebagai obat oles dan sapi B akan menggunakan betadine/obat
merah sebagai obat. Setelah melakukan pemisahan mulailah peneliti melakukan
pengobatan. Sapi A : telinga sapi dibersihkan menggunakan alkohol 70% kemudian
diolesi dengan dengan serbuk arang yang di campur dengan minyak kelapa murni
(oil virgin). Sapi B : telinga sapi dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian diolesi
betadin/obat merah.
DAFTAR PUSTAKA
Allin. 2010. Pemanfaatan Asap Cair Batok Kelapa
Sebagai Obat Luka Luar. http://allindluphly.blogspot.com/2010/11/pemanfaatan-asap-cair-batok-kelapa.html
[3 Februari 2011]
Bramost. 2010. Arang Obat Ajaib.http://bramost.wordpress.com/2010/11/02/arang-obat-ajaib
[ 3 Februari 2011]
Dalimartha, Setiawan. 2008. Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia. Niaga swadaya, Jakarta.
Hambali, Erliza. 2007. Teknologi Bioenergi. Agro
Media,Jakarta.
Subarnas, Nandang. 2007. Terampil Berkreasi. Grafindo
Media Pratama, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar